Kesalahan Umum dalam Menulis Disertasi S3 Teknik Elektro

Menulis disertasi merupakan salah satu tahapan paling krusial dalam proses pendidikan doktoral, khususnya pada bidang Teknik Elektro. Disertasi tidak hanya berfungsi sebagai bukti capaian akademik tertinggi, tetapi juga sebagai kontribusi intelektual terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Namun, di balik pentingnya karya ilmiah ini, tidak sedikit mahasiswa yang mengalami berbagai tantangan dalam proses penulisannya. Kesalahan-kesalahan tertentu sering kali menghambat kualitas disertasi dan bahkan berdampak pada kelulusan. Oleh karena itu, penting untuk memahami jenis-jenis kesalahan umum yang sering terjadi dalam penyusunan disertasi agar dapat diantisipasi sejak dini dan menghasilkan karya ilmiah yang bermutu tinggi.
Apa saja kesalahan umum dalam menulis disertasi?
1. Kurangnya Pemahaman terhadap Masalah Penelitian
Salah satu kendala utama yang sering dihadapi mahasiswa doktoral adalah tidak mendalami permasalahan yang menjadi dasar penelitiannya. Banyak dari mereka terburu-buru menentukan topik hanya karena terdengar menarik atau mengikuti tren teknologi, tanpa benar-benar memahami kompleksitas dan urgensi dari isu tersebut. Akibatnya, fokus penelitian menjadi kabur, dan mahasiswa kesulitan menjelaskan kontribusi ilmiahnya secara konkret.
Untuk menghindari kesalahan ini, mahasiswa perlu melakukan eksplorasi literatur secara menyeluruh sejak tahap awal. Mahasiswa perlu mengenali kekosongan atau keterbatasan dalam studi-studi sebelumnya (research gap) serta menilai sejauh mana pemecahan masalah tersebut dapat memberikan dampak signifikan dalam bidang teknik elektro. Dengan pemahaman yang kuat terhadap masalah, arah riset akan lebih terarah dan memiliki nilai ilmiah yang tinggi.
2. Tujuan Penelitian yang Tidak Spesifik
Seringkali mahasiswa menyusun tujuan penelitian yang terlalu luas atau ambigu, sehingga menyulitkan dalam menentukan langkah-langkah teknis yang akan dilakukan. Tujuan yang tidak jelas dapat menyebabkan kebingungan saat memilih metodologi dan teknik analisis data yang sesuai. Kesalahan ini juga menyulitkan pembaca atau penguji dalam memahami arah dan ruang lingkup penelitian tersebut.
Untuk memperbaiki hal ini, mahasiswa harus merumuskan tujuan yang spesifik, terukur, dan sesuai dengan kerangka teoritis yang mendasarinya. Prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) bisa menjadi acuan dalam merancang tujuan penelitian yang terstruktur dan realistis. Tujuan yang tepat akan memperkuat fokus riset dan memperjelas kontribusi yang ingin dicapai.
3. Kelemahan dalam Studi Literatur
Studi literatur yang dangkal atau tidak terorganisir dengan baik merupakan kelemahan mendasar yang dapat merusak keseluruhan disertasi. Banyak mahasiswa hanya mengumpulkan kutipan dari beberapa sumber tanpa mengkaji secara kritis relevansi dan keterkaitan antar penelitian terdahulu. Padahal, literature review berfungsi sebagai dasar argumen ilmiah dan sebagai pembuktian bahwa topik yang dipilih memang layak untuk diteliti lebih lanjut.
Idealnya, mahasiswa perlu menyusun ulasan literatur yang komprehensif dan sistematis. Tidak hanya merangkum hasil-hasil penelitian sebelumnya, tetapi juga membandingkan, menganalisis, dan menyintesis ide-ide yang telah ada. Gunakan referensi dari jurnal bereputasi, seperti IEEE, Elsevier, atau Springer, untuk membangun kerangka teori yang kuat. Dengan begitu, posisi riset dalam peta keilmuan menjadi lebih jelas dan meyakinkan.
4. Metodologi Penelitian yang Tidak Tepat
Kesalahan berikutnya yang sering ditemukan adalah penggunaan metode penelitian yang tidak sesuai dengan permasalahan atau tujuan riset. Beberapa mahasiswa memilih metode hanya karena familiar atau mudah diimplementasikan, tanpa mempertimbangkan kecocokan dengan karakteristik objek penelitian. Akibatnya, hasil yang diperoleh menjadi kurang valid atau tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Mahasiswa perlu menyusun metodologi berdasarkan justifikasi yang kuat. Jika riset memerlukan pendekatan kuantitatif berbasis simulasi, seperti finite element analysis (FEA) atau MATLAB Simulink, maka metode tersebut harus dijelaskan secara mendalam. Demikian pula jika menggunakan pendekatan eksperimen atau model matematika, harus dijabarkan secara rinci prosedur pelaksanaannya, perangkat yang digunakan, serta teknik validasinya.
5. Kurangnya Validasi Hasil Penelitian
Seringkali mahasiswa hanya berhenti pada tahap perolehan data tanpa melakukan validasi menyeluruh terhadap hasil yang diperoleh. Padahal, validasi merupakan komponen penting dalam menilai keakuratan dan keandalan solusi yang ditawarkan dalam disertasi. Tanpa validasi yang tepat, hasil penelitian akan dianggap tidak layak untuk diterapkan di dunia nyata.
Validasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti uji coba lapangan, simulasi perangkat keras, atau perbandingan hasil dengan studi sebelumnya. Dalam Teknik Elektro, validasi juga bisa melalui benchmark terhadap sistem yang telah ada. Penelitian yang divalidasi dengan baik tidak hanya memperkuat argumentasi ilmiah, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan aplikasi di industri.
6. Plagiarisme dan Etika Akademik
Masalah plagiarisme sering kali muncul karena kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap batasan-batasan etika dalam penulisan karya ilmiah. Menyalin teks tanpa mencantumkan sumber, walaupun hanya sebagian kecil seperti satu paragraf, merupakan pelanggaran serius yang dapat merusak reputasi akademik serta menimbulkan sanksi disipliner dari institusi. Kesalahan ini sangat krusial dan harus dihindari dengan sungguh-sungguh.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi mahasiswa untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip etika akademik dengan baik, termasuk memberikan referensi yang tepat setiap kali menggunakan sumber lain. Penggunaan alat bantu seperti Turnitin dapat membantu memeriksa tingkat kesamaan naskah, sementara penerapan format kutipan yang sesuai standar universitas, misalnya IEEE atau APA, juga sangat dianjurkan. Dengan langkah ini, keaslian karya tetap terjaga dan disertasi dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan akademis.
7. Struktur Penulisan yang Tidak Sistematis
Struktur yang tidak runtut dan gaya penulisan yang tidak konsisten dapat membuat pembaca kesulitan memahami isi disertasi. Beberapa mahasiswa menulis dengan gaya naratif yang terlalu panjang tanpa kejelasan arah atau urutan logis. Hal ini bisa menyebabkan penurunan kualitas presentasi ilmiah secara keseluruhan.
Penulisan disertasi sebaiknya mengikuti format yang sistematis dan sesuai dengan pedoman akademik universitas. Gunakan susunan bab yang logis: Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metodologi, Hasil, Pembahasan, dan Kesimpulan. Pastikan pula bahwa format penulisan—termasuk daftar pustaka, tabel, dan gambar—mengikuti standar yang telah ditetapkan.
8. Kurang Aktif dalam Konsultasi dengan Promotor
Kesalahan umum lain adalah kurangnya komunikasi antara mahasiswa dan dosen pembimbing. Beberapa mahasiswa cenderung menunda-nunda untuk berkonsultasi atau merasa ragu menyampaikan ide dan kemajuan riset mereka. Akibatnya, banyak kesalahan tidak terdeteksi sejak awal dan sulit diperbaiki ketika sudah menjelang akhir.
Konsultasi rutin dengan promotor seharusnya menjadi bagian integral dari proses penulisan disertasi. Mahasiswa wajib aktif dalam menyampaikan progres, kendala, serta rencana selanjutnya. Dengan membangun hubungan komunikasi yang baik, promotor bisa memberikan arahan teknis dan masukan strategis yang sangat membantu dalam menyempurnakan kualitas riset.
9. Manajemen Waktu yang Buruk
Masalah manajemen waktu menjadi penyebab utama keterlambatan penyelesaian disertasi. Mahasiswa sering menunda penulisan karena merasa topik masih bisa dikembangkan lebih lanjut, atau terjebak dalam perfeksionisme tanpa membuat progres nyata. Akumulasi penundaan ini akan mengganggu timeline akademik yang telah ditetapkan.
Untuk mengatasinya, mahasiswa perlu membuat jadwal kerja yang jelas sejak awal, dengan target mingguan atau bulanan yang realistis. Manfaatkan aplikasi manajemen proyek atau Gantt chart untuk memantau perkembangan. Dengan disiplin waktu, proses penulisan dapat berjalan lancar dan diselesaikan sesuai tenggat waktu.
10. Tidak Mengintegrasikan Hasil dengan Konteks Keilmuan
Kesalahan yang juga sering terjadi adalah kegagalan dalam mengaitkan hasil riset dengan konteks ilmiah yang lebih luas. Beberapa mahasiswa hanya memaparkan hasil eksperimen tanpa menjelaskan implikasi teoretis maupun kontribusi pada perkembangan ilmu teknik elektro secara umum.
Dalam bab pembahasan, mahasiswa perlu menjelaskan bagaimana temuan mereka memperluas pengetahuan yang ada, mengisi gap dalam penelitian sebelumnya, atau bahkan membuka jalan bagi riset lanjutan. Keterkaitan ini sangat penting untuk menunjukkan nilai akademik dan keunikan dari disertasi yang ditulis.
Kesimpulan
Disertasi doktoral bukanlah sekadar laporan teknis, tetapi karya ilmiah yang merefleksikan pemahaman, ketelitian, dan kontribusi seorang peneliti terhadap bidang keilmuannya. Berbagai kesalahan umum—mulai dari pemilihan topik yang kurang tepat, kelemahan dalam studi literatur, hingga kurangnya validasi dan etika akademik—dapat menurunkan kualitas disertasi secara signifikan. Dengan mengenali dan menghindari kesalahan tersebut, mahasiswa dapat menyusun disertasi yang bukan hanya layak terpublikasi, tetapi juga berdampak nyata dalam pengembangan ilmu teknik elektro dan aplikasinya di dunia industri maupun masyarakat.
Info Lebih Lanjut
Tertarik untuk mengeksplor lebih lanjut tentang program doktoral di bidang Teknik Elektro? Kunjungi S3 Teknik Elektro Telkom University untuk informasi lengkap mengenai program S3, kurikulum, dan peluang riset yang tersedia!
📍 Alamat:
Jl. Telekomunikasi. 1, Terusan Buahbatu – Bojongsoang, Telkom University, Sukapura, Kec. Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40257, Bandung 40257
📞 Kontak:
Telepon: (022) 7564108
Hotline WA: 62 821-2319-9130
🌐 Website & Media Sosial:
Website Program Doktor Teknik Elektro: https://docee.telkomuniversity.ac.id/
Instagram: @telkomuniversity @fte.telkomuniversity @S3TeknikElektro_TelU